Bahasa merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
sebagai media komunikasi antar manusia. Tidak terbatas pada kelompok antar
suku, tetapi juga antar negara. Oleh karena itulah, tidak mengherankan jika
dalam perkembangan bahasa, sebuah bahasa dapat mengalami perubahan makna kata.
Dalam ilmu bahasa, khususnya bidang linguistik, perubahan
atau pergeseran makna kata ini termasuk dalam lingkup pengajaran semantik.
Sebuah wacana dalam bahasa yang khusus mempelajari makna kata.
Perubahan makna kata dalam bahasa Indonesia dapat berupa
pemekaran atau pergeseran makna kosa kata. Kegiatan pemekaran atau perubahan
makna kata dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman dan pengguna bahasa.
Selain itu, perubahan atau pergeseran makna kata ini diperlukan sebagai
pelambangan konsep dan gagasan kehidupan modern. Diharapkan perkembangan kata
ini membawa bahasa dalam keadaan yang lebih santun daripada sebelumnya.
A. Faktor penyebab perubahan makna kata :
1. Ilmu dan teknologi
2. Sosial dan budaya
3. Perbedaan bidang pemakaian
4. Adanya asosiasi
5. Pertukaran tanggapan indera
6. Perbedaan tanggapan
7. Adanya penyingkatan
8. Proses gramatikal
9. Pengembangan istilah
B. Macam-macam perubahan makna :
1. Meluas (generalisasi),
Cakupan makna sekarang (kini) lebih luas daripada makna yang lama.
Contoh:
a. Pelayaran ke negara Perancis itu
dipimpin oleh Kapten Sugianto.
Dulu atau asalnya bermakna mengarungi lautan dengan perahu
layar.
Kini kata pelayaran bermakna mengarungi lautan dengan kapal
bermesin.
b. Siapa yang Ibu cari di sini?
memiliki makna asal orang tua kandung yang wanita.
Kata ibu saat dapat untuk menyebut wanita yang berkedudukan
lebih tinggi daripada kita.
c. Saya tadi makan ikan.
Makna dulu atau asalnya adalah Hewan yang hidup di air
Kini arti dari ikan adalah Lauk pauk
d.Ayahku seorang petani sukses.
Dulu petani bermakna sebagai orang yang menggantungkan
hidupnya pada hasil pertanian di sawah.
Sekarang kata petani digunakan juga dalam bidang lain selain
pertanian, misalnya, petani lele, petani ikan, dan petani tambak.
e.Aku sedang berkuliah di jurusan seni.
Dulu jurusan merupakan berarti jalur lalu lintas, tapi
sekarang maknanya bisa menjadi bidang studi atau vak yang diambil ketika kita
kuliah.
2. Menyempit (Spesialisasi), Cakupan
makna kata yang sekarang lebih sempit atau terbatas daripada makna yang dulu
atau makna asalnya.
Contoh :
a. Saya bercita-cita ingin menjadi sarjana pendidikan.
Dulu dipakai untuk menyebut cendekiawan atau orang pintar atau orang
berilmu.
Sekarang kata sarjana dipakai untuk menyebut orang yang telah lulus dari
jenjang strata satu di perguruan tinggi
b. Sekarang ini di kota-kota besar banyak terdapat biro jasa yang
menyalurkan para pembantu.
Makna asal kata pembantu adalah orang yang membantu.
Sekarang kata pembantu dipakai untuk menyebut pembantu rumah tangga atau
pelayan.
c. Pak Djito sangat berwibawa ketika sedang mengajar
seni sastra di universitas ini.
Pada awalnya, kata sastra dapat digunakan untuk pengertian
tulisan dalam arti luas atau umum.
Sekarang, sastra lebih diartikan sebagai tulisan atau bacaan
yang berhubungan dengan seni.
3. Membaik (Ameliorasi), Suatu proses perubahan makna
yang membuat makna kata baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasa
bahasanya daripada makna kata lama.
Contoh:
a. Anak-anak penyandang tunarungu pun berhak mengeyam
pendidikan.
Kata tunarungu dirasakan lebih halus dan sopan nilai rasa bahasanya daripada
kata tuli.
b. Dalam acara perpisahan siswa kelas III kepala sekolah hadir
bersama istri.
Kata istri dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilai rasa bahasanya daripada
kata bini.
c. Bibiku bekerja sebagai pramuwisma di
rumah tetanggaku.
Kata pramuwisma mempunyai kesan lebih sopan atau terhormat
daripada kata pembantu.
4. Memburuk (Peyorasi), Suatu proses perubahan makna
yang membuat makna kata baru dirasakan lebih rendah nilai rasa bahasanya
daripada nilai pada makna kata lama.
Contoh
a. Direktur perusahaan ini ternyata berbini tiga.
Kata bini dianggap baik pada masa lampau, tetapi sekarang dirasakan kasar.
b. Empat narapidana kabur dari lembaga pemasyarakatan
itu.
Kata kabur dianggap baik pada masa lampau, yaitu lari, tetapi sekarang
dirasakan kurang baik, yaitu menghilang.
c. Orang tuanya merupakan bekas karyawan di
toko ini.
Dulu kata bekas masih dianggap baik yang bermakna mantan,
tapi sekarang terkesan lebih kasar.
d. Orang Ini merupakan bibi baruku.
Dulu, kata bibi berarti istri dari paman, tapi sekarang bisa
berarti panggilan untuk pembantu.
5. Sinestesia, Perubahan makna kata akibat pertukaran
tanggapan antara dua indra yang berlainan.
Misalnya: pengecap, pendengaran, pendengaran, pengecap, penglihatan, pengecap
Contoh:
a. Suara penyanyi Erni Johan sampai saat ini masih empuk.
Kata empuk sebenarnya yang merasakan adalah indra peraba (kulit) dengan makna
lunak atau tidak keras. Akan tetapi, pada kalimat tersebut kata empuk yang
merasakan adalah indra pendengar ( telinga) dengan makna merdu.
b. Pidatonya hambar.
Kata hambar sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap (lidah) dengan
makna tawar atau tidak ada rasanya. Kata hambar dalam kalimat tersebut yang
merasakan indra pendengar (telinga) dengan makna monoton atau kurang
menggairahkan
c. Sungguh kata-kata yang diucapkan sungguh pedas.
Kata pedas sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap
(lidah) dengan makna tajam. Kata pedas dalam kalimat tersebut yang merasakan
indra pendengar (telinga) dengan makna sangat menyakitkan hati.
d. Senyummu sangat manis.
Kata manis sebenarnya yang merasakan adalah indra pengecap
(lidah) dengan makna enak. Kata pedas dalam kalimat tersebut yang merasakan
indra penglihatan (mata) dengan makna sangat menarik hati
6. Asosiatif, Perubahan makna kata yang
terjadi karena persamaan sifat.
Contoh :
a. Orang itu mencatut nama pejabat untuk mencari
sumbangan.
Kata catut berarti alat untuk menarik atau mencabut paku dan sebagainya.
Berdasarkan persamaan sifat ini, kata catut dipakai untuk menyatakan makna
mengambil sesuatu yang bukan haknya.
b. Janganlah kita membiasakan diri memberi amplop dalam
mengurus sesuatu!
Kata amplop berarti alat untuk menyimpan surat.
Berdasarkan sifat ini, kata amplop dipakai untuk menyatakan makna memberi uang
sogokan atau uang pelicin.
c. Kursi itu menjadi rebutan para anggota
dewan.
Kata kursi berarti tempat duduk.
Berdasarkan sifat ini, kata kursi dipakai untuk menyatakan makna jabatan,
kedudukan, atau posisi.
d. Pak Ganito merupakan salah satu anggota DPR
tukang stempel.
Makna dari kalimat diatas adalah anggota DPR yang hanya diam
tanpa melakukan sesuatu yang berguna.
Belum ada tanggapan untuk "PERGESERAN MAKNA KATA"
Post a Comment