Seni terapan
Nusantara merupakan ragam senu rupa yang berkembang di seluruh daerah di
Nusantara. Ragam seni rupa tersebut lahir dari ekspresi gagasan atau perasaan
kreativitas manusia Indonesia yang mempunyai nilai-nilai budaya Nusantara.
Nilai-nilai budaya tersebut terekspresi melalui pola kelakuan yang menghasilkan
karya seni yang dapat digunakan bagi kehidupan manusia dan bersifat estetis.
Di antara ragam
seni rupa Nusantara tersebut slah satunya merupakan seni terapan yang berkembang
di setiap wilayah Nusantara dengan ciri khas yang berbedabeda sesuai daerah
masing-masing. Ekspresi seni terapan di Nusantara sangat beragam karena
berkembang sesuai dengan kebudayaan masyarakat daerah tertentu. Perbedaan
tersebut mencangkup jenis maupun bentuk yang tidak semata-mata bertalian dengan
kebutuhan sehari-hari saja, tetapi juga berkaitan dengan kebutuhan estetis.
Namun perbedaan kabudayaan daerah tersebut merupakan kekayaan budaya Nusantara itu sendiri.
Adapun karya
seni terapan Nusantara sesuai dengan objek seni terapan daerahnsetempat, yaitu
berupa bentuk manusia, binatang, tumbuhan, geometris, alam, benda dan
lain-lain. Bailk berwujud dwimantra (2 dimensi) maupun trimantra (3 dimensi),
hal yang membedakan bentuk karya seni terapan itu adalah corak perwujudan
fisiknya dapat natrulalis, stilasi maupun abstrak.
Yang
digolongkan karya seni terapan Nusantara adalah semua karya desain interior
(dalam ruangan), desain eksterior (luar ruangan), grafis (mencetak), desain
komunikasi visual (reklame), desain produk (produksi pabrik), desain arsitektur
(bangunan). Termasuk juga karya seni kriya/kerajinan (handy craft, kerajinan
keramik, gerabah, dan lain-lain).
Aneka ragam
bahan untuk membuat kerajinan :
1.
Kulit binatang
(tas, sepatu, jaket, dan lain-lain)
2.
Kertas
(lampion, layangan, terompet, dan lain-lain)
3.
Benang (handuk,
sarung, pakaian, dan lain-lain)
4.
Rotan (kursi,
rak buku, dan lain-lain)
5.
Tanah liat
(gentong, kendi, pot, dan lain-lain)
6.
Bambu (kap
lampu,dinding, alat dapur, dan lain-lain)
7.
Kayu (alat
dapur, pintu, kerangka rumah, dan lain-lain)
8.
Batu (alat
dapur, batu nisan, dan lain-lain)
9.
Plastik (asbak,
jam dinding, dan lain-lain)
Teknik
pembuatan karya seni terapan Nusantara sama seperti seni terapan daerah
setempat, karena asalnya dari daerah setempat yang tergabung dalam seni terapan
Nusantara. Adapun teknik pembuatan karya seni terapan Nusantara meliputi teknik
grafis,teknik tutup-celup, teknik membutsir, memahat, membentuk dan diterangkan
di atas karya seni terapan Nusantara yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan akan
benda pakai dan juga pemenuhan kebutuhan keindahan.
Makna dari
karya seni terapan Nuasntara antara setiap daerah berbeda. Kaena karya seni
tersebut merupakan simbol dari masyarakat penciptanya yang sesuai dengan
nilai-nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat tersebut.
Karya seni
terapan Nusantara mulai diciptakan pada zaman prasejarah untuk bebrbagai
tujuan. Oleh karena itu karya seni tersebut penuh dengan simbol-simbol yang
mengundang makna tertentu yang berkaitan dengan kepercayaan mereka. Pada zaman
sebelum agama-agama masuk ke Indonesia paling tidak dianggap sebagai karya seni
terapan yang digunakan sebagai alat pemuja terutama bagi mereka yang menganut
paham animisme dan dinamisme.
Pada zaman
Hindu-Budha banyak dibanguncandi yang dilengkapi dengan patung. Kehadiran
patung pada bangunan candi tidak hanya sebagai elemen estetis, namun patung
tersebut menjadi dewa-dewi yang menjadi lambang kepercayaannya. Maka patung
yang bersikap duduk, posisi tangan, hiasan yang melekat pada patung, itu semua
memiliki makna tertentu.
Masyarakat Jawa
sering mengadakan upacar sedekah bumi dengan dilengkapi sesaji dengan berbagai
jenis makanan dan alat upacara yang kesemuanya itu mengandung makna simbolis
sesuai dengan kepercayaan setempat. Pada umumnya karya seni rupa yang dipakai
untuk kepentingan upacara adat sebagai media pemujaan dan unsur hiasan pada
bangunan rumah adat juga memiliki makna simbolik. Di Bali pada upacara Ngaben
menggunakan patung Giratang Leak untuk perlengkapan upacara adat. Seni terapan
dapat pula dinamakan “applied art” atau “useful art”
Belum ada tanggapan untuk "Seni Terapan Nusantara"
Post a Comment