Monday, January 26, 2015

Seni Terapan Nusantara


Seni terapan Nusantara merupakan ragam senu rupa yang berkembang di seluruh daerah di Nusantara. Ragam seni rupa tersebut lahir dari ekspresi gagasan atau perasaan kreativitas manusia Indonesia yang mempunyai nilai-nilai budaya Nusantara. Nilai-nilai budaya tersebut terekspresi melalui pola kelakuan yang menghasilkan karya seni yang dapat digunakan bagi kehidupan manusia dan bersifat estetis.
Di antara ragam seni rupa Nusantara tersebut slah satunya merupakan seni terapan yang berkembang di setiap wilayah Nusantara dengan ciri khas yang berbedabeda sesuai daerah masing-masing. Ekspresi seni terapan di Nusantara sangat beragam karena berkembang sesuai dengan kebudayaan masyarakat daerah tertentu. Perbedaan tersebut mencangkup jenis maupun bentuk yang tidak semata-mata bertalian dengan kebutuhan sehari-hari saja, tetapi juga berkaitan dengan kebutuhan estetis. Namun perbedaan kabudayaan daerah tersebut merupakan  kekayaan budaya Nusantara itu sendiri.
Adapun karya seni terapan Nusantara sesuai dengan objek seni terapan daerahnsetempat, yaitu berupa bentuk manusia, binatang, tumbuhan, geometris, alam, benda dan lain-lain. Bailk berwujud dwimantra (2 dimensi) maupun trimantra (3 dimensi), hal yang membedakan bentuk karya seni terapan itu adalah corak perwujudan fisiknya dapat natrulalis, stilasi maupun abstrak.
Yang digolongkan karya seni terapan Nusantara adalah semua karya desain interior (dalam ruangan), desain eksterior (luar ruangan), grafis (mencetak), desain komunikasi visual (reklame), desain produk (produksi pabrik), desain arsitektur (bangunan). Termasuk juga karya seni kriya/kerajinan (handy craft, kerajinan keramik, gerabah, dan lain-lain).
Aneka ragam bahan untuk membuat kerajinan :
1.      Kulit binatang (tas, sepatu, jaket, dan lain-lain)
2.      Kertas (lampion, layangan, terompet, dan lain-lain)
3.      Benang (handuk, sarung, pakaian, dan lain-lain)
4.      Rotan (kursi, rak buku, dan lain-lain)
5.      Tanah liat (gentong, kendi, pot, dan lain-lain)
6.      Bambu (kap lampu,dinding, alat dapur, dan lain-lain)
7.      Kayu (alat dapur, pintu, kerangka rumah, dan lain-lain)
8.      Batu (alat dapur, batu nisan, dan lain-lain)
9.      Plastik (asbak, jam dinding, dan lain-lain)
Teknik pembuatan karya seni terapan Nusantara sama seperti seni terapan daerah setempat, karena asalnya dari daerah setempat yang tergabung dalam seni terapan Nusantara. Adapun teknik pembuatan karya seni terapan Nusantara meliputi teknik grafis,teknik tutup-celup, teknik membutsir, memahat, membentuk dan diterangkan di atas karya seni terapan Nusantara yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan akan benda pakai dan juga pemenuhan kebutuhan keindahan.
Makna dari karya seni terapan Nuasntara antara setiap daerah berbeda. Kaena karya seni tersebut merupakan simbol dari masyarakat penciptanya yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat tersebut.
Karya seni terapan Nusantara mulai diciptakan pada zaman prasejarah untuk bebrbagai tujuan. Oleh karena itu karya seni tersebut penuh dengan simbol-simbol yang mengundang makna tertentu yang berkaitan dengan kepercayaan mereka. Pada zaman sebelum agama-agama masuk ke Indonesia paling tidak dianggap sebagai karya seni terapan yang digunakan sebagai alat pemuja terutama bagi mereka yang menganut paham animisme dan dinamisme.
Pada zaman Hindu-Budha banyak dibanguncandi yang dilengkapi dengan patung. Kehadiran patung pada bangunan candi tidak hanya sebagai elemen estetis, namun patung tersebut menjadi dewa-dewi yang menjadi lambang kepercayaannya. Maka patung yang bersikap duduk, posisi tangan, hiasan yang melekat pada patung, itu semua memiliki makna tertentu.

Masyarakat Jawa sering mengadakan upacar sedekah bumi dengan dilengkapi sesaji dengan berbagai jenis makanan dan alat upacara yang kesemuanya itu mengandung makna simbolis sesuai dengan kepercayaan setempat. Pada umumnya karya seni rupa yang dipakai untuk kepentingan upacara adat sebagai media pemujaan dan unsur hiasan pada bangunan rumah adat juga memiliki makna simbolik. Di Bali pada upacara Ngaben menggunakan patung Giratang Leak untuk perlengkapan upacara adat. Seni terapan dapat pula dinamakan “applied art” atau “useful art

No comments:

Post a Comment