Bahan pewarna akanan
terbagi dalam dua kelompok besar yaitu : pewarna alami dan pewarna buatan.
Pewarna alami di peroleh dari
tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen.beberapa pigmen alami yang banyak di
sekitar kita antara lain :klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna
hijau),karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain yang berwarna
oranye-merah).Umumnya pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap
panas,cahay dan pH tertentu.Walau begitu,pewarna alami umumnya aman dan tidak
menimbulkan efek samping bagi tubuh.
Pewarna buatan untuk
makanan di peroleh melalui proses sintesin kimia buatan yang mengandalkan
bahan-bahan kimia,atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui
ekstraksi secara kimiawi.beberapa contoh pewarna buatan yaitu :
Warna kuning : tartazin, sunset yellow
Warna merah : allura, eritrosin,amaranth
Warna biru : biru berlian
Kelebihan pewarna
buatan di banding pewarna alami adalah dapat menghasilkan warna yang lebih kuat
dan stabil meski jumlah pewarna yang di gunakan lebih sedikit.Warna yang di
hasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses
pengolahan dan pemanasan,sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau
pemudaran pada saat di olah dan di simpan.Misalnya kerupuk yang mengalami
proses penggorengan.
Bahaya pewarna makanan bagi kesehatan
Bahan pewarna dapat
membahayakan bagi kesehatan bila pewarna buatan di tambahkan dalam jumlah
berlebih pada makanan, atau dalam jumlah kecil namun dikonsumsi secara terus
menerus dalam jangka panjang.Perlu di perhatikan bahwa pada saat ini
banyak pengusaha nakal yang menggunakan zat-zat pewarna textile atau
kulit.Selain itu terjadi juga penggunaan bahan pearna buatan dengan dosis tidak
tepat. Hal-hal tersebutlah yang dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Pemakaian zat pewarna
juga melanggar hukum yaitu (UU) Nomor 8
Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pasal 7 dan 8,UU Nomor 7 Tahun 1996
tentang pangan pasal 6,8,10,11,16,20,21 dan 26,UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
pasal 21, serta Permenkes RI no 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan
Makanan dan Keputusan Direktur jenderalPengawasan Obat dan Makanan Nomor
02592/B/SK/VIII/1991 tentang penggunaan Bahan Tambahan Makanan.
Yakni zat rhodamin B, zat saffron danzat amaranth.
Akibat pemakaian zat
tersebut,untuk zat rhodamin B dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati atau kanker hati dan akan terasa setelah
puluhan tahun, sehingga sulit di lacak penyakit korban akibat mengkonsumsi
makanan yang tercemari zat rhodamin B.Zat
tartazine dapat menyebabkan tumor di ginjal dan adrenal pada hean
yang di teliti sebagai bahan percobaan sehingga untuk konsumsi manusia harus
lebih di cermati.Zat quinoline
yellow dapat menyebabkan efek samping pada anak yaitu menjadi
hiperaktif bagi anak yang sensitive.Perilaku hiperaktif pada anak-anak ternyata
terkait dengan pewarna makanan dan pengawet sodium benzoate.Dampak zat-zat tersebut sangat luas ,padahal
peringatan engenai zat tambahan pada makanan serta akibatnya terhadap kesehatan
anak-anak sudah di sampaikan sejak tiga puluh tahun lalu,namun bukti konkrit
mengenai peringatan itu selalu di nyatakan masih kurang atau tidak imiah.
Sedangkan Zat carmine dapat menyebabkan
efek samping pada anak yaitu menjadi hiperaktif dan dapat menimbulkan reaksi
alergik yang hebat karena berasal dari jenis insecta dan bias menimbulkan infeksi.Zat erythrosinedapat menyebabkan efek sampan tumor thyroid dan
sangat berbahaya bagi kesehatan.Zat
amaranth dapat menyebabkan kematian yang cepat.
Bahan pewana, pengawet
dan pemanis buatan merupakan bahan tambahan pangan yang sering di salahgunakan
pemakaiannya.Contoh penggunaan bahan aditif non pangan adalah penggunaan
pewarna textile untuk pangan sebagai bahan pewarna makanan atau penggunaan
formalin dan boraks sebagai pengawet bahan hewani ( ayam, ikan ) dan produk
olahannya juga pengawet untuk tahu dan mie.Pernah kah anda menjumpai makanan
atau minuman yang warnanya sangat terang (merah menyala atau kuning terang
)?Makanan seperti ini kemungkinan mengadung bahan tambahan yang berbahaya bagi
ksehatan kita.Makanan yang berwarna warnimerupakan daya tarik yang utama bagi
anak-anak. Mereka terkadang tidak memperdulikan bagaimana rasa makanan atau
minuman yang ingin mereka beli. Kadang kala aroma wangi,rasa yang lezat, dan
textur yang lembut bias jadi di abaikan jika warna dari makanan itu tidak
menarik atau tidak sesuai dengan apa yang di harapkan dari makanan itu.
Masyarakat agar
berhati-hati dan waspada terhadap zat pewarna serta berharap kepada pemerintah
agar mengambil sikap yang tegas kepada pelaku usaha atauorang yang melanggar
dengan dip roses secara hokum.Instansi terkait harus melakukan pengawasan dan
control terhadap produk pangan secara periodic,memberikan pelatihan kepada
usaha kecil menengah (UKM) atau perorangan yang memproduksi pangan secara
berkala.
Awas….Bahan Tambahan Plastik Untuk Pengawet
Penggunaan bahan
tambahan pangan dari bahan yang berbahaya tetap harus di waspadai dalam
industri makanan dan rumah tangga.
Baru-baru ini bahan tambahan plastic di gunakan
untuk mengawetkan jajanan jenis gorengan.Mengawetkan
makanan agar tetap gurih ini merupakan temuan ter baru setelah industri
pengolahan makanan di goncangkan pengawet berbahaya jenis borax dan formalin.Penggunaan bahan
tambahan untuk plastic ini di gunakan untuk mengawetkan jajanan hingga bertahan
beberapa hari. Bahan pengawet plastic ini dalan penggunaanya di campur dalam
minyak goereng yang di gunakan untuk menggoreng jajanan jenis
gorengan.Hasilnya, selain tetap gurih, gorengan bias bertahan hingga dua
hari.Cara mengecek, biasanya gorengan ini dibakar timbul seperti lilin.Seperti
kita membakar plastic.
Pewarna Hijau Daun Cincau
Seorang peneliti dari
Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, klorofil daun cincau dapat menadi
alternative minuman kesehatan,terutama sebagaiantioksidan dan mutagenic,dan
juga dapat di gunakan sebagai pewarna makanan (seperti daun pandan),penghilang
bau badan dan lain-lain.
Berbagai daun yang
berwarna hijau ternyata kaya akan klorufil yang berkasiat untuk obat aterosklorosis.Dari hasil penelitian
dengan menggunakan kelinci sebagai perobaan sudah menghasilkan bukti klinis,
dan penelitian untuk manusia masih berjalan terus,terutama bagi pasien-pasien
yang mungkin di duga menderita aterosklorosis.Daun
cincau terbukti paling baik dan punya tingkatan tertinggi dalam kadar
klorofilnya di banding dengan daun-daun yang lain, dan bias di buat dalam
bentuk bubuk klorofil.
Mengapa harus
mengkonsumsi sumber minuman kesehatan yang mengandung klorofil dari luar
negri,kalau bisa memproduksi sendiri dari bahan alami dari dalam negri,
tentunya harganya lebih murah di bandingkan minuman kesehatan dari luar negri.
Untuk itu kalau boleh
menganjurkan terkait dengan minuman kesehatan akan lebih baik, karena akan
membantu kesehatan masyarakat yang mungkin tidak usah menbeli , karena bisa
mengambil dari pekarangan nya sendiri.
Cara Menghindari Penggunaan Zat Warna Buatan Produk Makanan
1 Baca jenis dan
jumlah pewarna yang di gunakan dalam produk tersebut
2 Perhatikan
label pada setiap kemasan produk.Pastikan tercantum izin dari BPOM (Badan
Pengawas Obat dan Makanan) yang tertulis :”POM dan Nomor izin pendaftaran”.Atau
jika produk tersebut hasil industri rumah tangga maka harus ada nomor
pendaftarannya yang tertulis : “P-IRT dan nomor izin pendaftaran”.
3 Untuk produk
makanan yang tidak di kemas kusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang
warnanya tidak terlalu mencolok, karena kemungkinan warna tersebut berasal dari
bahan pewarna bukan makanan (non food grade) seperti pewarna textile.
Belum ada tanggapan untuk "Zat Pewarna Pada Makanan"
Post a Comment